Jumat, 09 Juli 2010

Makalah Ca Cerviks

Makalah Ca Cerviks

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Ada 100 jenis tipe HPV, namun yang menyebabkan kanker serviks adalah tipe 16 dan 18. Di dunia, sekira 500 ribu wanita didiagnosa menderita kanker leher rahim dan rata-rata 270 ribu kematian setiap tahunnya. Sementara di Indonesia diperkirakan dalam setiap tahunnya terdapat 15 ribu kasus baru dan delapan ribu di antaranya meninggal dunia. Karena itu, upaya pencegahan lebih baik daripada mengobati.
Dalam setiap tahun, penderita kanker semakin meningkat tanpa mengenal batasan usia. Salah satu jenis penyakit mematikan itu adalah kanker serviks atau kanker leher rahim.
Meski menjadi penyakit nomor dua yang membunuh kaum Hawa di Asia, lebih dari lima puluh persen penderita kanker serviks berobat dalam stadium lanjut sehingga penyakit itu sulit disembuhkan. Padahal seorang wanita bisa mencegah penyakit yang merenggut nyawa satu orang setiap harinya itu, dengan deteksi dini melalui tes pap smear.
Tes yang dapat mendeteksi awal kanker serviks ini, dapat dilakukan sekali dalam dua tahun atau tiga tahun. Namun, tes ini relatif mahal, sehingga tidak semua kalangan dapat melakukannya.
Bahkan, idealnya, setiap wanita dapat mencegah virus HPV (virus yang menjadi penyebab kanker serviks) dengan vaksinasi. Karena infeksi HPV itu biasanya menetap. Dan bila seorang wanita terpapar HPV, dia tetap beresiko untuk mendapatkan infeksi berulang dari tipe HPV yang sama atau berbeda, dan tetap beresiko terkena kanker serviks.
Melalui vaksin yang berpotensi mencegah lebih dari 70 persen kanker serviks itu meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum membentuk infeksi.
Jika sebelumnya deteksi dini kanker serviks dilakukan dengan tes pap smear, kini terdapat program pencegahan kanker leher rahim yang lebih sederhana, praktis dan murah tetapi langsung dapat diketahui. Yaitu Skrining IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau dengan nama lain Program See and Treat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada penderita CA serviks secara efektif dan efisien dengan menerapkan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Setelah diskusi tentang identifikasi penyakit CA serviks diharapkan mahasiswa :
a. Mengetahui pengertian dari CA cerviks
b. Mengetahui etiologi dari CA cerviks dan pencegahannya
c. Mengetahui cara penanganan dari ca cerviks dan terapi untuk penderita ca cerviks
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam serviks atau bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina, usia penderita antara 35 sampai 55 tahun. (http : // www. Medicastore com / 2001).
Kanker serviks merupakan keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel. (Welson dan Price, 1995 : 1137).


B. Etiologi
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks.
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

C. Manifestasi klinis
1. Perdarahan
2. Keputihan yang berbau dan tidak gatal
3. Cepat lelah
4. Kehilangan berat badan
5. Anemia

D. Klasifikasi
Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
I a Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah.
I b Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b Telah terjadi metastasi jauh.


E. Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sitologi, dengan cara tes pap
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Kolposkopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
3. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
4. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
5. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
6. Servikografi
7. Pemeriksaan visual langsung
8. Gineskopi
9. Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)






G. Penatalaksanaan Medis
Tingkat Penatalaksanaan
0


I a
I b dan II a


II b , III dan IV

IV a dan IV b Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraorta (bila terdapat metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan)
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi

H. Terapi
1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks

3. Komplikasi irradiasi
a. Kerentanan kandungan kencing
b. Diarrhea
c. Perdarahan rectal
d. Fistula vesico atau rectovaginalis
4. Operasi
a. Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
b. Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi
a. Irradiasi dan pembedahan
b. Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.

I. PENCEGAHAN
1. Pencegahan dapat dilakukan dengan, personal hygiene yang baik terutama daerah genetalia, penggunaan obat yang terkontrol, gaya hidup yang baik, sirkumsisi bagi pasangan, lingkungan yang baik, dan papsmear atau servikal smears dilakukan untuk wanita yang aktif seksualnya satu tahun satu kali, sedangkan untuk wanita biasa mulai usia lebih dari 18 tahun tiap 2 tahun sekali.( Ida B Manuaba, 2001 : 633 )
2. Upaya promotive utama dilakukan melalui, pendidikan seks remaja untuk mengurangi kemungkinan infeksi virus human papiluma virus (HPV), menunda hubungan seks remaja atau pendidikan seks yang bersih, mengembangkan vaksin HPV, dan mengobati infeksi vagina sehingga pH tetap dapat dipertahankan.( Ida B Manuaba, 2001: 639)
3. Upaya preventif utama dilakukan dengan, mengembangkan obat anti virus yang efektif, meningkatkan screning terhadap kemungkinan serviks, dan meningkatkan pendidikan dan melakukan screning masyarakat yang dianggap menjadi sumber kemungkinan kanker serviks ( Ida B Manuaba, 2001 : 639 )

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan, personal hygiene yang baik terutama daerah genetalia, penggunaan obat yang terkontrol, gaya hidup yang baik, sirkumsisi bagi pasangan, lingkungan yang baik, dan papsmear atau servikal smears dilakukan untuk wanita yang aktif seksualnya satu tahun satu kali, sedangkan untuk wanita biasa mulai usia lebih dari 18 tahun tiap 2 tahun sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar