Jumat, 09 Juli 2010

Tehnik Pemeriksaan fisik pada Jantung

TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK PADA JANTUNG



 Inspeksi dan Palpasi

 Area jantung (prekordial) di inspeksi dan di palpasi secara simultan untuk mengetahui adanya ketidaknormalan denyutan atau dorongan cheaves. Untuk melakukan palpasi di area jantung dibutuhkan ketrampilan yang khusus, dimana ketrampilan ini penting bagi perawat dengan keahlian atau spesialisasi jantung.
 Palpasi dilakukan mengikuti struktur anatomi jantung mulai dari aorta, area pulmonal, area trikuspuda, area apikal, dan area epigastrum.
 Cara kerja inspeksi dan palpasi
1. Bantu pasien mengatur posisi terlentang dan perawat memeriksa berdiri disisi kanan pasien.
2. Tentukan lokasi sudut louis dengan palpasi sudut ini akan terasa seperti bagian sternum.
3. Pindah jari-jari ke bawah kearah tiap sisi sudut sehingga akan teraba ruang interkostal ke -2. Area aorta terletak di ruang interkostal ke -2 kanan dan area pulmonal terletak di ruang interkostal ke -2 kiri.
4. Inspeksi dan kemudian palpasi area aorta dan area pulmonal untuk mengetahui ada atau tidaknya pulsasi.
5. Dari area pulmonal, pindahkan jari-jari anda ke bawah sepanjang tiga ruang interkostal kiri. Area ventrikel atau tricuspid terletak di ruang interkostal kiri mengharap sternum. Amati ada atau tidaknya pulsasi.
6. Dari area tricuspid pindahkan tangan anda secara lateral 5 – 7 cm ke garis midklavikula kiri tempat ditemukan area apical atau titik impuls maksimal.
7. inspeksi dan palpasi pulsasi pada area apikal. Sekitar 50% orang dewasa akan memperlihatkan pulsasi apikal. Ukuran jantung dapat diketahui dengan mengamati lokasi pulsasi apical. Apabila jantung membesar, pulsasi ini bergeser secara lateral ke garis midklavikula.
8. Untuk mengetahui pulsasi aorta, lakukan inspeksi dan palpasi pada area epigastrum di dasar sternum.
 Perkusi
 Dilakukan untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar.
 Perawat dapat melakukan perkusi jantung hanya dalam keadaan yang sangat diperlukan dan praktik di laboratorium dan oleh perawat yang mendalami permasalahan jantung (perawat spesialisasi jantung).
 Perkusi dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai plesimeter (landasan) rapat-rapat pada dinding dada.
 Perkusi dapat dilakukan dari semua arah menuju letak jantung.
 Untuk menentukan batas sisi kanan dan kiri, perkusi dilakukan dari arah samping ke tengah dada.
 Batas atas jantung diketahui dengan melakukan perkusi dari atas ke bawah.
 Perawat harus mengetahui lokasi redup jantung batas kiri umumnya tidak lebih dari 4,7 dan 10 cm kearah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostal ke – 4, 5 dan 8.
 Perkusi dapat pula dilakukan dari aah sternum keluar dengan jari yang stasioner secara parallel pada ruang interkostal sampai suara redup tidak terdengar.
 Auskultasi
 Pada tingkat dasar perawat perlu mengetahui bunyi normal jantung yang dihasilkan oleh penutupan katup-katup jantung.
 Bunyi jantung pertama (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
 Bunyi jantung yang kedua (S2) timbul akibat penutupan katub aorta dan pulmonalis. Bunyi S1 lebih besar dari S2.
 Auskultasi harus dilakukan pada S area auskultasi utama dengan menggunakan stetoskop bagian diafragma dan bagian bel (sungkup) dengan menggunakan tekanan yang lembut dibagian diafragma dan tekanan mantap pada bagian bel.
 Cara kerja auskultasi suara jantung.
1. Kaji ritem dan frekuensi jantung secara umum. Perhatikan dan tentukan area auskultasi.
2. Anjurkan pasien untuk bernapas normal kemudian menahan napas saat ekspirasi. Dengarkan S1 sambil melakukan palpasi nadi karotis. Bunyi S1 seirama dengan denyut nadi karotis. Perhatikan intensitas, adanya kelainan / variasi, pengaruh respirasi dan adanya spitting S1 (bunyi S1 ganda yang terjadi dalam waktu yang sangat berimpitan).
3. konsentrasi pada sistol, dengarkan secara seksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau murmur S1 pada awal sistol.
4. Konsentrasikan pada diastole yang merupakan interval yang lebih panjang dari sistol. Perhatikan secara seksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau murmur (durasi sistol dan diastole adalah sebanding pada saat frekuensi jantung meningkat).
5. Anjurkan pasien bernapas secara normal, dengarkan bunyi S2 secara seksama untuk mengetahui apakah ada spilling S2 saat inspirasi.
6. Anjurkan pasien untuk menghembuskan dan menahan napas, kemudian menghirup / inhalasi dan menahan napas. Dengarkan bunyi S2 untuk mengetahui apakah S2 menjadi bunyi tunggal. (Pengkajian fisik keperawatan 110-114).


Daftar Pustaka

Priharjo, Robert. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar