Sabtu, 31 Juli 2010

Sejarah Perkembangan Ilmu Masyarakat

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

KESEHATAN MASYARAKAT

A. Sejarah Kesehatan Masyarakat

Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi “yunani” yakni Asclepius (dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang ditempuhnya, tetapi dapat mengobati penyakit dan melakukan bedah) dan Higiea (seorang asistennya sekaligus sebagai istrinya telah melakukan upaya – upaya kesehatan).

Beda antara asclepius dengan higiea dalam pendekatan masalah kesehatan :

1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.

2. Higeia mengajarkan dalam pendekatan masalah kesehatan melalui ”hidup seimbang” yaitu menghindari makanan/minuman beracun, makan – makanan bergizi (baik), cukup istirahat, dan melakukan olahraga.

Dalam perkembangannya selanjutnya terjadi pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni :

1. Pelayanan kesehatan kuratif (curative health care)

2. Pelayanan pencegahan atau preventif (preventife health care)

Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan :

1. Pendekatan kuratif :

a. Dilakukan terhadap sasaran secara individual

b. Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah dating)

c. Melihat dan menangani klien / pasien lebih kepada system biologis manusia / pasien hanya melihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya.

2. Pendekatan preventif

a. Sasaran / pasien adalah masyarakat (bukan peorangan).

b. Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah dating, tetapi mencari masalah.

c. Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistic.

B. Perkembangan Kesehatan Masyarakat

1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan

Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk penanggulangan masalah-masalah kesehatan masyarakat dan penyakit yaitu :

1. Adanya peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air, minum, dsb.

2. Adanya tempat pembuangan kotoran (latrine)umum.

3. Masyarakat membuat sumur

Abad ke – 7 : berbagai penyakit menular mulai menyerang sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan di beberapa tempat telah menjadi endemi yaitu kolera menyebar di Asia khususnya timur tengah dan asia selatan ke Afrika.

Abad ke – 14 : terjadi wabah pes di India dan China. Penyakit –penyakit lain yang menjadi wabah pada waktu itu antara lain tipus, disentri, dsb.

Dari catatan-catatan tsb dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat khususnya penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat. Namur upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan pada zaman itu.

2. Periode Ilmu Pengetahuan

Abad ke – 19 : masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks yaitu secara komprehensif dan multisektoral.

Ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit yaitu Louis Pasteur berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacat, Joseph Lister menemukan asam karbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi, dan William Marton menemukan eter sebagai anestesi pada waktu operasi.

Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 di Inggris.

Pada akhir abad ke – 19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang professional.

Tahun 1893 John Hopkins dari Amerika mempelopori berdirinya universitas dan di dalamnya terdapat sekolah (fakultas) kedokteran.

Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya.

Tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali.

Tahun 1872 diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai perhatian kesehatan masyarakat, baik dari universitas maupun dari pemerintah di kota New York menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika.

C. Definisi Kesehatan Masyarakat

Kesehatan adalah upaya – upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang menggangu kesehatan.

Abad ke – 18, kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkunan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.

Awal abad ke – 19, kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi dan ilmu social dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.

Awal abad ke – 20 winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih relevan, yakni kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni : mencegah penyakit memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat’ untuk :

a. Perbaikan sanitasi lingkungan

b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular

c. Pendidikan untuk kebersihan peorangan

d. Pengorganisasi pelayanan – pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.

e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

D. Kesehatan Masyarakat Di Indonesia

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia di mulai sejak pemerintahan Belanda abad ke – 16. Di mulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat di takuti masyarakat waktu itu yaitu dengan melakukan upaya – upaya kesehatan masyarakat.

Tahun 1927 wabah kolera

Tahun 1937 wabah kolera eltor

Tahun 1948 wabah cacar

Tahun 1807 Pemerintahan gubernur jenderal Daendels melakukan pelatihan dukun bayi dalam rangka penurunan AKB yang tinggi, tetapi tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih.

Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium di Bandung, laboratorium ini menunjang pemberantasn penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.

Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas karena tingginya angka kematian dan kesakitan.

Tahun 1927 Berdirinya sekolah STOVIA (sekolah dokter pribumi) dan 1947 sejak berdirinya UI berubah menjadi FKUI.

Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.

Tahun 1935 Dilakukan progam pemberantasan pes, karena terjadi epidemic, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi missal.

Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep bandung (Bandung Plan) oleh Dr. Y. Leimena dan dr. Patah (Patah-Leimena) yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan, gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan system pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang muali dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.

Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan

Tahun 1956 Dr. Y Sulianti mendirikan ”Proyek Bekasi”, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.

Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan progam kesehatan masyarakat terpadu sesuai denan masyarakat Indonesia, kesimpulannya yakni sistem puskesmas yang terdiri dari puskesmas tipe A, tipe B dan tipe C.

Tahun 1968 Rapat kerja kesehatan nasional

Tahun 1969 Sistem puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis).

Tahun 1979 Hanya ada satu tipe puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (Sangat baik, rata-rata dan Standard).

Tahun 1984 Dikembangkan progam paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, gizi, penanggulangan diare, imunisasi).

Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

E. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat atau pilar utama ilmu kesehatan masyarakat antara lain :

1. Epidemiologi

2. Biostatistik / statistic kesehatan

3. Kesehatan lingkungan

4. Pendidikan kesehatan dan ilmu dan perilaku

5. Gizi masyarakat

6. Kesehatan kerja

Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain :

1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.

2. Perbaikan sanitasi lingkungan.

3. Perbaikan lingkungan pemukiman.

4. Pemberantasan vektor

5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat

6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.

7. Pembinaan gizi masyarakat

8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum

9. Pengawasan obat dan minuman

10. Pembinaan peran serta masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar